+62 (0717) 422145 Senin-Jumat: 07.30 - 16.00 WIB
Link Penting UBB

Kabar UBB

Universitas Bangka Belitung
05 Oktober 2023 | 11:11:13 WIB


Pemanfaatan Limbah Styrofoam Kemasan Makanan Menjadi Penyerap Logam Berat Pada Air Kolong Bekas Tambang Timah


PKM, UBB--  Tim Pekan kreativitas mahasisiwa (PKM) bidang riset eksakta Universitas Bangka Belitung (UBB) yang diketuai oleh Faizah Alivia Putri (Kimia), dengan anggotanya Widia (Kimia) dan Addela Amelia (Kimia), serta dosen pembimbingnya yaitu Robby Gus Mahardika berhasil memodifikasi limbah styrofoam menjadi membran yang dapat menyerap logam berat Fe pada air kolong bekas tambang timah.

“Membran tersebut merupakan membran kompleks polielektrolit polistirena tersulfonasi-kitosan. Proses pembentukan polielektrolit dapat dilakukan dengan mensintesis polistirena sulfonat dengan kitosan.” Ujar Faizah.

Menurut Fuziah, ide tersebut muncul karena melihat banyaknya limbah styrofoam yang tidak dimanfaatkan kembali serta banyaknya air kolong yang terbengkalai di bangka belitung yang diketahui mengandung logam berat seperti Fe, Cu, Pb, Zn, As, Cr, dan Sn.

“Banyaknya penjual makanan yang menggunakan styrofoam sebagai pembungkus makanan menyebabkan menumpuknya sampah styrofoam. Sampah dari styrofoam sulit terurai sehingga dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia serta lingkungan dimana residunya mengandung bahan berbahaya yang bersifat karsinogenik. Adanya permasalahan tersebut menghasilkan sebuah ide inovasi yaitu menjadikan sampah styrofoam menjadi membran yang dapat menyerap logam berat pada air kolong bekas tambang timah,” sebutnya.


Sementara itu, sebagai fasilitator Robby menyebutkan bahwa selama ini banyak pemanfaatan air kolong oleh masyarakat Bangka Belitung yaitu untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK) dan air minum. Namun adanya kandungan logam berat pada air kolong tersebut dinilai kurang baik jika dimanfaatkan sebagai air minum karena kandungan logam berat di beberapa kolong melebihi baku mutu air bersih yang tidak baik untuk kesehatan, hingga perlunya pengolahan dan modifikasi terhadap kondisi itu.

“Ide modifikasi limbah styrofoam menjadi membran berhasil terealisasikan dengan adanya pendanaan dari Kemdikbudristek melalui program kreativitas mahasiswa. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan membran polistirena sulfonat kitosan dapat menyerap logam Fe pada air kolong sebesar 39,1% dengan konsentrasi logam Fe sebelum diaplikasikan membran yaitu 1,28 mg/L dan setelah diaplikasikan membran menjadi 0,77 mg/,” ungkapnya.

“Hasil tersebut menunjukkan bahwa air kolong setelah diaplikasikan membran telah memenuhi baku mutu air bersih, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 menyatakan bahwa kadar maksimum besi pada air bersih adalah 1 mg/L. sehingga dari hasil tersebut tim PKM ini berinisiatif untuk menjadikan membran tersebut sebagai membran reverse osmosis filter yang biasa digunakan untuk pengolahan air di industry,” tambahnya. (Tim PKM Riset)
 



UBB Perspectives

Juga Untuk Periode Berikut

Untuk Periode Berikut

Stereotipe Pendidikan Feminis

Urgensi Perlindungan Hukum Dan Peran Pemerintah Dalam Menangani Pekerja Anak Di Sektor Pertambangan Timah

Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Asal Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) yang Berpotensi Sebagai Probiotik

Pemanfaatan Biomikri dalam Perlindungan Lingkungan: Mengambil Inspirasi dari Alam Untuk Solusi Berkelanjutan

FAKTOR POLA ASUH DALAM TUMBUH KEMBANG ANAK

MEMANFAATKAN POTENSI NUKLIR THORIUM DI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG : PELUANG DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Pengaruh Sifat Fisika, Kimia Tambang Timah Terhadap Tingkat Kesuburan Tanah di Bangka Belitung

Akuntan dan Jurnalis: Berkolaborasi Dalam Optimalisasi Transparan dan Pertanggungjawaban

Sustainable Tourism Wisata Danau Pading Untuk Generasi Z dan Alpa

Perlunya Revitalisasi Budaya Lokal Nganggung di Bangka Belitung

Semangat PANDAWARA Group: Dari Sungai Kotor hingga Eksis di Media Sosial

Pengaruh Pembangunan Produksi Nuklir pada Wilayah Beriklim Panas

Pendidikan dan Literasi: Mulailah Merubah Dunia Dari Tindakan Sederhana

Mengapa APK Perguruan Tinggi di Babel Rendah ?

Dekonstruksi Cara Pikir Oposisi Biner: Mengapa Perlu?

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DENGAN ASAS GOOD GOVERNANCE

UMP Bangka Belitung Naik, Payung Hukum Kesejahteraan Pekerja atau Fatamorgana Belaka?

Membangun Kepercayaan dan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak Melalui Peningkatan Kualitas Pelayanan Serta Transparansi Alokasi Pajak

Peran Generasi Z di Pemilu 2024

Pemilu Serentak 2024 : Ajang Selebrasi Demokrasi Calon Insan Berdasi

Menelusuri Krisis Literasi Paradigma dan Problematik di Bumi Bangka Belitung

Peran Pemerintah Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Protein Hewani Melalui Pemanfaatan Probiotik dalam Sistem Integrasi Sapi dan Kelapa Sawit (Siska)

TIMAH “BERPERI”

Jasa Sewa Pacar: Betulkah Menjadi sebuah Solusi?

Peran Sosial dan Politis Dukun Kampong

Mahasiswa dan Masalah Kesehatan Mental

Analogue Switch-off era baru Industri pertelevisian Indonesia

Di Era Society 50 Mahasiswa Perlu Kompetensi SUYAK

HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia, sudah merdekakah kita?

Pemblokiran PSE, Pembatasan Kebebasan Berinternet?

Jalan Ketiga bagi Sarjana

Pentingnya Pemahaman Moderasi Beragama Pada Mahasiswa di Perguruan Tinggi Umum

SOCIAL MAPPING SEBAGAI SOLUSI TATA KELOLA SUMBER DAYA ALAM

Bisnis Digital dan Transformasi Ekonomi

Merebut Hati Gen Z

Masyarakat Tontonan dan Risiko Jenis Baru

Penelitian MBKM Mahasiswa Biologi

PEREMPUAN DI SEKTOR PERTAMBANGAN TIMAH (Refleksi atas Peringatan Hari Kartini 21 April 2022)

Kiat-kiat Menjadi “Warga Negara Digital” yang Baik di Bulan Ramadhan

PERANG RUSIA VS UKRAINA, NETIZEN INDONESIA HARUS BIJAKSANA

Kunci Utama Memutus Mata Rantai Korupsi

Xerosere* Bangka dan UBB

Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berkelanjutan

SI VIS PACEM PARABELLUM, INDONESIA SUDAH SIAP ATAU BELUM?

RELASI MAHA ESA DAN MAHASISWA (Refleksi terhadap Pengantar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum)

KONKRETISASI BELA NEGARA SEBAGAI LANGKAH PREVENTIF MENGHADAPI PERANG DUNIA

Memaknai Sikap OPOSISI ORMAWA terhadap Birokrasi Kampus

Timah, Kebimbangan yang Tak akan Usai

Paradigma yang Salah tentang IPK dan Keaktifan Berorganisasi